ZONK

Hari ini judulnya Kecewa. Pagi ini spesial ke lapangan dengan kondisi mendung-mendung kucing diselingi gerimis-gerimis manja yang antara mau turun dan tidak. Asyik sih karena gak panas dan gak gerah. Setelahnya, seperti biasa galau mau menentukan pengen makan apa. Sedangkan angka di jam digital masih berkedip di angka 11.00 wib. Tiba-tiba, mendadak teringat bakso yang pernah dimakan bareng sama orang kantor jaman dulu. Bakso Cak Man PDK namanya. Lokasinya seingatku di dekatnya Indolakto Purwosari.

Purwosari? Ho’ohh…Purwosari yang notabene masuk area Pasuruan. Trus, tiba-tiba teringat pas makan disana melihat ada kuali yang kemungkinan tempat ngaduk nasi goreng. Hehehe… Sebagai pecinta nasi goreng, entah setan mana yang merasuki kok tiba-tiba pengen ke Bakso PDK itu. Walaupun galau karena juwauh buwanget ya.

Emang enak kah Bakso nya? Menurutku, yah B aja sih. kwkwkwkwkw… Tapi ya tetap penasaran sama nasi gorengnya. Baksonya tu ngingetin sama bakso solo pas di Padang dekat gereja BNKP. Yang kuahnya coklat terus berminyak gitu. Untuk rasa masih kurang berani gurih sih. Beda banget sama bakso-bakso di Medan.

Dengan diiringin tekat yang sangat luar biasa, akhirnya bermotoran pun ditempuh demi nasi goreng Bakso PDK. Jalanan dimana kita harus bersopan santun dengan para truk yang suara maupun ukuran yang jauh lebih gede dari aku yang hanya mengendarai Honda Beat.

Oh ya, pandangan ku sedikit teralihkan dengan melihat Restoran Warung Daoen di daerah Purwosari juga. Warung Daun yang dulunya pernah buka di Villa Puncak Tidar dengan mengusung restoran berbau pedesaan. Sekalinya berkunjung kesana, pertama kalinya pula lidah ku mengenal yang namanya Ayam Lodho dan aku langsung jatuh cintaaa…tuk kesekian kali. Hhahahah… setelah rawon tentunya. Sudah mencintai ayam lodho versi Warung Daoen nya VPT tiba-tiba seperti diputuskan pacar pas lagi sayang-sayangnya, restorannya TUTUP. Nah, apakah Warung Daoen Purwosari ini adalah versi yang sama dengan Warung Daoen Villa Puncak Tidar?

Akhirnya, aku pun putar arah dan singgah ke Warung Daoen ini. Dari jalan besar depan, papan penunjuk arahnya mengarahkan untuk masuk ke dalam dengan kondisi jalanan yang rusak dan menurun. Di bawah sudah menunggu truk dan beberapa pekerjanya. Sedikit ragu, tapi tetap jalan terus. Sampai di paling ujung, ternyata Restoran Warung Daoen Purwosari ini luas sekali. Bahkan, ada papan penunjuk Roda 2, Roda 4, sampai Bus sekalian. Tapi, tidak ada 1 motor atau mobil pun yang parkir dan mampir untuk makan siang. Sejauh mata memandang, ada beberapa kolam yang airnya kelihatan berwarna hijau dan keruh. Bahkan, orang-orang saja tidak ada yang lalu lalang. “Haduh, cobaan apa ini?”

Pas aku lagi bingung, ada satu orang ibu yang tiba-tiba manggil, “mbak, tempatnya disana. Sampean naik motor aja kesana terus belok kiri.” Itu pengertian yang ku tangkap dari ucapan ibunya yang ngomong pakai Bahasa Jawa. “Matur nuwun, bu.” jawabku. Berbalik arah, stater motor dan mengikuti instruksi ibunya. Suasana sepanjang jalan sepi, lokasi nya sangat luas dan meja-meja restoran dari kayu jati dalam jumlah banyak terlihat di kejauhan. Sambil melihat-lihat kalau-kalau ada orang yang makan disana, tetapi tidak ada. Sampai aku berhenti di paling ujung, gak ada 1 orangpun yang makan siang disana. Hiks… kecewa sih. Tapi, lebih kecewa lagi rasanya kalau nekat turun, pesan makan trus gak ada yang layani. hahahahah…

Dengan sedikit kuciwa, akhirnya putar arah lagi balik ke gerbang keluar. Ketemu lagi sama ibu yang tadi, pamitan dan aku bilang: “Lain kali aja bu, enggak ada orang.” Jawabnya: “orangnya di dalam mungkin mbak” dan aku pun berlalu sambil tersenyum lapar. hahaha… gimana itu tersenyum lapar.

Akhirnya, karena sudah terlanjur jauh, mengembalikan ke niat awal. Bakso Cak Man PDK. Jalan hati-hati karena aku sedikit lupa tepatnya dimana, sampai akhirnya gak terasa sudah berhenti di persimpangan lampu merah purwosari yang ke arah Pandaan. Waduh… Sambil mikir-mikir, apa kemarin pas makan sama orang kantor ngelewatin lampu merah ini gak ya. AKhirnya, daripada nantinya sampai di KFC Taman Dayu dan makan disana, aku meminggirkan motor dan mulai buka Google Maps. Hasilnya???? Huaaa….Indolacto sudah kelewatan jauh. Aduh… kemana aja mata ini. Trus, dimana Bakso Cak Man PDK nya? Eh eh..sebentar, benernya pas aku buka google maps itu aku lupa nama bakso itu apa. Seingatku, kata Bu Elis namanya Bakso Kepala Bayi. Duh, aku search bakso kepala gak ada. Yang paling terdekat Bakso Cak Man PDK. Akhirnya, aku ingat kalau tempat bakso itu namanya Bakso Cak Man PDK. Baik…informasi yg gak penting. hehehe…

Jadi, hasil liat google maps juga Bakso Cak Man PDK itu juga sudah kelewatan jauh dan harus puter balik. Tapi, yang paling mengagetkan adalah tulisan : HARI SENIN WARUNG TUTUP. Hatiku sesek dan samar-samar terdengar lagu BCL yang liriknya : “Kuingin marah, melampiaskan…tapi ku hanyalah sendiri disini. Ingin ku tunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku Kecewa.”

2 kali kena zonk hehehe… Pengen marah banget. Tapi marah sama siapa? Yang bodoh kita kok ya. hahahah… Pengen nangis banget…tapi kenapa nangis? Yang bodoh kan kita juga. Hhahaha…

Dulu, ada beberapa kejadian yang masih aku ingat dimana aku dalam kondisi pengen nangis kayak tadi. Sudah effort tinggi, sudah jauh-jauh, sudah lelah berjuang, sudah capek, lemah letih lesu, tapi ZONK. Dulu, sempat nangis beberapa kali. Bahkan untuk orang yang menye-menye kayak aku, harusnya langsung nyerah dan gak mau ngelakukan apa2 lagi. Tapi, pas dulu-dulu itu, pas nangis, marah sama diri sendiri, tapi ingat, masa nyerah, lah yang bodoh kan aku. Hahahha… akhirnya hanya bisa tarik nafas sambil ngomong dalam hati:”Gapapa, ga seberapa, ayo lakukan lagi. Lakuin dulu, pelan-pelan, gapapa capek. Nanti kan bisa istirahat.”

Sama kayak tadi, pas Bakso Cak Man PDK ternyata tutup, dengan effort tinggi aku udah meluangkan waktu motoran dari singosari-purwosari, sudah capek lelah penuh debu, say helo dengan banyak truk tapi ternyata ZONK, kalimat tadi aku ucapkan di hati. Walau dengan perut lapar dan pengen pipis. Hhahaha… AKhirnya memutuskan beli ayam kremes dekat kantor. Yang dekat banget…dekat banget. Tau gitu, kenapa gak daritadi aja makan ayam kremes?? Tapi gapapa, minimal aku sudah melakukan semampuku untuk mencobamu wahai Bakso Cak Man PDK meskipun balasanmu tak setimpal dengan usahaku. Huahahahah….

MIMPI YANG BUAT HUJAN

Musim hujan di Kota Malang hampir berlalu. Kenapa hampir? Karena, kadang-kadang ketika dipikir sudah selesai musimnya, langit seakan bisa membaca isi hati lalu seketika langit pun jadi mendung.

Sore ini hati ku pun mendung. Belum sampai hujan sih tapi tadi sudah rintik-rintik. Hahahaha… Diawali dengan badan yang kurang sehat dan cenat cenut ditambah teringat mimpi mamak tadi malam.

Hei, pernah nggak kalian rindu kepada orang yang sudah meninggal? Ada rasa ngilu di sudut hati Bukan sakit hepatitis yah gaes, hehehe… tapi lebih ke perasaaan. Mungkin ada hubungannya juga dengan kesehatan karena pas aku ingat dan rintik hujan di mata tiba-tiba turun, ada yang sakit. Di ujung sisi hati, 1 tempat yang sudah aku sediakan spesial untuk mamak. Ahh, kenapa jadi mendadak mellow.

Beberapa kali aku mimpiketemu mamak. Dan dia hidup. Sungguh, akal sehat dunia nyata dan mimpiku saat itu kayak sedang berdebat hebat. Bahagia dan takut jadi satu. Bahagia karena mamak hidup dan takut jikalau mamak tiba-tiba menghilang lagi. Teringat obrolan dalam hati saat di mimpi itu, “mamak kan sudah nggak ada. Kenapa sekarang mamak hidup? Berarti mamak meninggal itu bohong ya. Oke, yang penting sekarang mamak hidup dan dia gak meninggal. Dan nggak boleh meninggal. Sekarang aku jaga supaya mamak nggak pergi lagi. Tapi ini dimana? Ah, yang penting ada mamak.”

Apa reaksinya? Mamak hanya tersenyum saat di mimpi itu. Dan, dasar aku juga dodol saat mimpi itu aku berusaha mengingat setiap gerakan dan kegiatan mamak di mimpi tapi pada saat bangun yang ada hanya ambyarrrr… Hanya ingat 1-2 detik kejadian saja.

Yah, mungkin aku rindu. Bayangkan saja, tahun ini memasuki tahun ke-8 mamak tidak lagimencereweti hari-hari ku. Ziarah ke makamnya sendiri sudah terlewati setahun yang lalu ketika aku pulang ke Medan.

Nulis ini dicampur dengan sedikit mewek. Malu sebenarnya karena di kantor. Tapi, kalau lagi sakit gini memang yang paling asoy itu manggilin emak nggak sih???? “Makkk..sakit…” Yeaah, manja adalah nama tengahku tapi namanya juga sakit. Kalian pun yang misalnya baca tulisan ku ini kalau lagi sakit apa nggak kalian panggil mamak kalian ha??? wkwkwk jadi nggas yakan.

Intinya : “Mak, adek rindu. Rindu kali…”

HEALING

“Plis…aku butuh healing sejenak nih.” atau “Ke pantai yuk gaes, healing gitu.” Sering banget kata healing disebutkan orang yang dimana arti sebenarnya adalah penyembuhan. Penyembuhan dari apa? Banyak. Bisa dari kelelahan, rutinitas kegiatan yang menyita waktu ataupun dari sakit yang membuat perasaan kita down alias jatuh sampai ke titik terbawah muka bumi. Halah…agak lebay.

Covid, salah satu penyumbang rasa down paling dalam bagi penderitanya. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi penerimaan orang lain yang terkadang membuat rasa rendah diri, tidak berarti, takut dikucilkan. Padahal namanya juga sakit, nggak ada seorangpun yang pengen merasa sakit atau berkehendak virus itu mampir di tubuh. Tapi bagi sebagian orang yang merasa covid itu kutukan, kehadiran penderitanya di sekitarnya pun di generalisasi sebagai kutukan. Tidak perduli itu saudara ataupun tetangga dekat samping rumah.

Seorang teman kantor ku yang terkonfirmasi positif covid-19, sudah isoman 14 hari kemudian melakukan swab PCR lalu hasilnya masih positif dengan tingkat CT yang sangat rendah. Nilai CT nya menurun jauh dari hasil PCR konfirmasi positif pertamanya. Melihat hasil yang tidak sesuai ekspektasinya tentu membuat semangatnya buyar. Sebuyar kue nastar lembut yang dimasukkan ke dalam mulut. Hancur berkeping tanpa bentuk lagi. Halah.. Sungguh, saat itu aku hanya bisa mendengarkan keluh kesahnya.

Januari 2021, aku mengalami hal yang sama. Terlebih saat itu kebijakan tempat bekerja adalah dengan PCR 2x negatif dimana sebelumnya hasil PCR ku sebelumnya sempat negatif. Dengan bekal PCR negatif setelah sebelumnya 3x positif terus, bersemangat aku beli tiket pulang ke Medan. Tapi rencanaku hanya tinggal angan karena akhirnya harus buyar dengan hasil tes PCR berikutnya kembali positif, CT yang sebenarnya sudah tinggi tapi belum masuk kriteria negatif di rumah sakit tempat aku tes. Berhubung saat itu hasil pemeriksaan di pantau kantor, jadi nggak bisa berkelit atau coba-coba antigen yang sudah sangat jelas dan pasti hasilnya negatif. Perasaanku waktu itu pengen nabok, tapi nggak tau mau nabok siapa. Pengen maki-maki orang, tapi nggak tau mau maki siapa. Sudahlah hilang harapan, hilang tiket juga. So, waktu itu aku hanya bisa nangis. Menyesali diri. Tapi, apa juga yang perlu disesali. Bingung kan. Nangis ke suami yang sudah negatif duluan dan nangis ke salah satu temen. Kalau diingat-ingat, yah sudahlah ya. Mungkin memang salahku setelah hasil negatif pertama sedikit lengah nggak jaga kesehatan lagi. Kelengahan itu mulai dari tidak rutin minum vitamin, berasa paling jago ngerjain ini itu dan tidak banyak istirahat. Memang terasa sih efeknya, mulai batuk lagi dan dada sesak lagi. Yah, tapi waktu itu aku gak menganggap reaksi badan itu penting, sampai akhirnya hasilnya positif lagi. Waktu itu dari pihak kantor juga menyarankan untuk screening keseluruhan, kenapa bisa positif lagi. Dan, hasilnya memang reinfeksi. Ternyata ada flek di paru-paru yang mana seminggu sebelumnya ketika hasil ku negatif dengan inisiatif berkobar-kobar aku ronsen paru dan hasilnya buwersih pollll. Jadi, gimana? Siapa yang harus kusalahkan? Nangis maneh ges. Minum obat lagi dan kali ini harus patuh.

Kembali ke teman ku tadi, akhirnya saran yang bisa aku berikan hanya bersabar. Karena itu semua cobaan. Ealah… gitu amat template kalimatnya. Jadi, aku tambahin sedikit. Kalau memang pengen nangis, yah gapapa nangis. Mungkin setelah nangis beban nya jadi lebih ringan. Karena tau kan, ketika kita terkonfirmasi positif covid itu tentunya segala cara diupayakan supaya bisa segera sembuh. Makan ini itu, vitamin ini itu, dll dll, tapi tentunya kondisi setiap orang berbeda. Ada yang fokus dengan kesembuhannya, ada yang sadar tidak sadar tetap stres atau nyambi ngurusin anggota rumah yang juga terpapar virus sampai tidak bisa ngurusin diri sendiri. Dengan segala upaya untuk sembuh itu ketika mendapatkan hasil di luar ekspektasi pastinya kepikiran, sedih, dsb. Jadi, nangis menurut aku wajar sih. Nangis bisa jadi salah satu penyembuh emosi. Ngrasa capek hati dan pikiran, lelah sama rutinitas, perasaan terpendam, gapapa sih dikeluarkan. Masuk kamar, nangis sepuasnya sampai capek terus tidur. Biasanya setelah bangun sudah lebih baikan. Itu healing pertama menurutku.

Selanjutnya, aku sarankan dia untuk lakukan semua kegiatan yang dia pengen. Apa aja. Pengen main hape seharian, nonton drakor, makan atau jalan-jalan tanpa tujuan juga gapapa. Kenapa? Yah karena rutinitas kita yang tanpa disadari hanya ngurusin pekerjaan, orang lain dan lupa sama diri sendiri. Jadi, kita juga butuh kan ya yang namanya menghirup udara segar, memikirkan aku siapa, lagi dimana, mau ngapain. heheeh… Atau, nglihat pohon-pohon dengan daun-daun hijaunya sambil disinari matahari pagi atau sore. Itu nikmat banget. Sendirian aja gapapa, nggak harus ada teman, ditemani hape lah boleh. Sambil dengerin lagu-lagu mellow untuk persiapan menyambut hari besok yang lebih ceria. hehehe.. Itu tips healing kedua menurut aku.

Oh iya, tips healing lainnya bisa dengan komunikasi sama circle teman-teman yang sefrekwensi dengan kita. Bercerita seru, tertawa lepas bersama sangat manjur mengembalikan mood. Eh, dalam kasus ini disarankan via chat saja. Karena kan kasusnya itu sedang dalam proses pemulihan pasca sakit. Via kopdar nya nanti aja tunggu udah sehat beneran

Akhirnya, setelah isoman 10 hari lagi, temanku itu berhasil dapat hasil tes PCR negatif dan boleh masuk kantor. Dengan malu dia cerita kalau dia akhirnya nangis setelah menerima saranku. Duh…piye iki kok jadi buat anak orang nangis yak. Tapi, pengakuan setelahnya dia merasa lebih baik. Lalu, bercerita selama masa isomannya itu dia pergi jalan-jalan ke dekat sawah yang ada dangau nya. Ada sekitar 3 jam dia hanya duduk saja sambil main hape. Melihat hamparan sawah tanpa melakukan apa-apa. Yah, itu healing versi dia dan berhasil membuatnya lebih baik.

Ohya, sebenarnya tingkat kesembuhan yang disarankan pemerintah hanyalah isoman 14 hari tanpa harus tes lagi. Tapi, berhubung kita bekerja di perusahaan yang tentunya punya aturan sendiri jadi harap maklum ya kakak kalau agak ribet dengan PCR. Hehehe..

Apa saja bisa kita lakukan untuk healing. Asal jangan melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri dan orang lain sih. Banyak macamnya, tergantung kesukaanmu apa. Belanja, masak, main game, apapun. Pokoknya kesehatan fisik dan mental itu penting untuk menatap masa depan penuh ceria. Eeea..

VARIAN TERBARU OMICRON?

Covid-19 sudah ada seri nya. Di penghujung tahun 2021 dan mengawali tahun 2022 ini varian Omicron mulai merajalela. Tidak tau pasti gejalanya seperti apa, tapi sebagian informasi menyatakan tidak jauh berbeda dengan flu. Tapi tidak terlalu parah dari varian delta, varian pertengahan tahun 2021. Tapi, tetap saja kudu waspada karena penyebarannya wuss..wusss..wuss… cepat.

Jadi, ada 2 orang teman kantor yang sudah terpapar. Tapi, tidak tau apakah varian yang diderita itu adalah versi terbaru atau masih versi lama. Karena pemeriksaannya berhenti di konfirmasi positif covid-19, tidak bisik-bisik terkait variannya.

Intinya? Tetap prokes, tetap sehat, tetap ceria. Jangan sedih, karena sedih mengurangi imun. Kata siapa? Gak tau. Tapi, terkadang kayak pengen noyor kepala sendiri. Soalnya, suka sepele lepas masker, sepele gak cuci tangan. Lelah sih ya, karena sudah 2 tahun belakangan berkutat dengan covid beserta dayang-dayangnya jadi ada sedikit perasaan sepele. Hufh…semoga tidak berlangsung lama.

Ohya, harga swab antigen dan swab PCR juga sudah jauh turun dari rate harga sebelumnya yang mencapai jutaan rupiah. Tapi, aku belum sempat ikut merayakan turunnya harga swab antigen dan pcr itu. Semoga jangan sampai ikut merayakan ya. Karna itu pertanda bakalan isoman di rumah lagi. Dan, takutnya sekarang malah dijemput sama petugas pakai baju astronot untuk isoman di safe house. Alamak, jauh-jauh lah itu.

Sekarang juga jumlah netizen yang tidak percaya covid sudah semakin menurun karena covid memang tidak mengenal siapa dan dimana akan bertemu. Sudah banyak korbannya. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Begitupun juga covid, belom pernah bertemu maka tak tau rasanya. Jika sudah bertemu, rasakan lah lae.

Semoga selalu diberikan kesehatan ya kita semua. Amin

INFORMASI PENDAFTARAN PPDB (PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU) SD KATOLIK dan KRISTEN DI KOTA MALANG 2021

Hari ini aku berniat membagikan beberapa informasi terkait Penerimaan Peserta Didik Baru untuk Sekolah Dasar (SD) Katolik di Kota Malang. Yah, walaupun kebanyakan isi blog ini banyak tidak bermanfaatnya. Hehehe..

Berhubung anak wedok untuk tahun 2022 nanti sudah mulai masuk SD, jadi dari tahun lalu sudah searching beberapa sekolah. Tapi, maaf nggak semua sekolah katolik yang bakalan disajikan. Selain tidak banyak waktu luang untuk searching langsung ke sekolah, beberapa sekolah juga sedikit tidak terbuka masalah uang pembangunan/gedung dan SPP. Karena, untuk SPP dan uang pembangunan/gedung ditentukan pada saat wawancara. Menuju wawancara, tentunya harus beli formulir pendaftaran dulu. Heheh.. ribet ges.

Berdasarkan wawancara? Iyah gaes. Dan, aku juga baru paham pada saat sudah menjadi penduduk Kota Malang. Mungkin karena selama di Medan kan aku taunya sekolah Kristen ya, dimana SPP dan uang gedung/pembangunan jumlahnya semua sama setiap siswa. Sedangkan, kalau sistem wawancara ini jadinya kayak subsidi silang gitu ya. Dilihat dari pekerjaan dan gaji orangtua kemudian ditentukan lah berapa SPP dari siswa berikut uang gedungnya. Tapi infonya bisa nego sih.

Jadi, ada beberapa sekolah Katolik dan Kristen yang saya tau di Kota Malang:

1. SDK SANTO YUSUF (KOSAYU WAING) Untuk Kosayu Blimbing dan Sutomo itu terkenal bingit untuk kalangan anak-anak pinter. Infonya sih hari-hari sarapannya latihan, makan siangnya ujian. Tapi gak tau beneran atau enggaknya, tapi melihat hobi nogu yang sukanya main roblox daripada belajar kayaknya yang hwaind tak coret sik. Maaf ya, aku tau kok pasti pada banyak banget yang pengen tau tentang sekolah ini. Tapi, ada sih informasi dari salah satu teman terkait sekolah ini. Untuk SPP sekitar 600 ribuan dan seragam sekitar 500-an. Ngga tau ini untuk tahun berapa dan valid atau tidak. Keterangan lebih lanjut silahkan ke sekolahnya langsung gaes.

2. SDK COR JESU terletak di jalan JA Suprapto Malang. Untuk SPP dan uang dana pengembangan ditentukan pada saat wawancara. Sedangkan dari hasil WA dengan salah satu tim panitia PPDB 2021/2022 melihat biaya dari tahun kemarin yaitu :

a. Uang Seragam 800 ribu ;

b. Uang buku tulis kurang lebih 200 ribu; Pembelian buku sejumlah Rp. 200 ribu terdiri dari 1 paket buku tulis dan buku cetak bahasa Inggris. Sedangkan untuk buku cetak mata pelajaran Tema dan lainnya akan dipinjami dari sekolah.

c. Uang kegiatan 950 ribu (uang kegiatan akan diinformasikan selanjutnya karena masih dalam masa pandemi.).

d. Biaya formulir sebesar Rp. 75 ribu

e. SPP akan berbeda tiap anak tergantung wawancara dengan suster yayasan. Uang pengembangan hanya dibayarkan di waktu awal masuk SD saja. Sedangkan untuk kenaikan SPP dilakukan setiap 2 tahun sekali dengan besaran 10%. Dari cerita yang beredar di kalangan ibu-ibu untuk SPP minimalnya Rp. 500 ribu. Valid atau tidak? Monggo langsung ke sekolahnya.

3. SDK KALAM KUDUS M.YAMIN. Kebetulan ada salah satu mama2 di TK B nya anak wedok ngshare ini. So, tak share sak gambar-gambarnya aja yak

Biaya pendaftaran PPDB Sekolah Kalam Kudus Yamin 2021/2022

4. SD ADVENT MALANG yang lokasinya di Lembah Dieng. Nah, ini juga di share sama salah satu orangtua di grup TK B anak wedok.

5. SDK MARDI WIYATA 2 lokasi nya di Jl. Semeru Malang. Depan Lailai swalayan. Sedangkan SDK Mardi Wiyata 1 lokasinya di Celaket 21. Informasi yang disampaikan ini yang MW 2 ya. Untuk biaya-biaya nya :

a. Formulir pendaftaran Rp. 75 ribu

b. Uang gedung untuk pendaftaran Oktober 2021-Desember 2021 ada potongan 20%+5% jadinya hanya Rp. 1,5 juta dan bisa dicicil. Ini langsung disampaikan di muka ya buibu. Hanya spp yang wawancara.

c. Uang seragam 1 juta rupiah. Kalau uang seragam wajib lunas. Itu dapat sekitar 4 seragam gitu. CMIIW

d. Uang kegiatan setahun Rp. 960 ribu. Bisa dicicil per bulan dibayarkan dengan spp, dicicil 2x setahun atau 4x setahun. Untuk kegiatannya itu kayak ekstra kurikuler dan segala jenis perayaan diambil dari uang kegiatan itu.

e. Uang buku sekitar Rp. 500 ribu tapi dibayarkan nanti kalau sudah mau masuk sekolah.

f. Untuk SPP kisaran paling rendahnya Rp. 300 ribu. Kenaikan belum tentu 1 atau 2 tahun. Karna info dari Bapak yang wawancara anaknya sudah kelas 5 sd disana dan baru mengalami kenaikan 1 kali saja.

6. SDK SANTA MARIA 2 lokasinya di Jalan Panderman Malang. Berhubung lokasi rumah ke SDK Santa Maria ini cukup jauh jadinya nggak ambil informasi terkait sekolah ini. Tapi, keponakan ada yang TK disini SPP nya Rp. 400 ribu per bulan. Tentunya SD mungkin sekitar Rp. 600 ribuan ya.

7. SDK ALETHEIA lokasinya di Jodipan Malang. Berdasarkan informasi dari emak-emak yang ke-valid-annya tentu dipertanyakan. wkwkkwkw… Aletheia ini SPP nya Rp. 250 ribu sedangkan dulu katanya uang pembangunan di bebaskan karena pandemi. Info jelasnya, lagi lagi monggo ke sekolahnya langsung ya.

Jadi, hanya 7 sekolah aja nih yang bisa diinformasikan. Di salah satu sekolah ini tentunya anak wedok sudah daftar. Semoga para buibu pejuang informasi sekolah dapat sedikit terbantu. Salam kecup dari mamah muda cantik kebangetan. Wkwkwkwk… ojo muntah.

LOMBA MASAK HLN 76

Oktober 2021 ini, akhirnya kantor ku mengadakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut ulang tahun perusahaan yang sudah memberiku jajan 11 tahun belakangan ini. Setelah 2 tahun kebelakang tidak ada kegiatan apapun karena virus corona bergentayangan di dunia ini dan tentunya menghalangi semua aktifitas.

Cooking Competition. Mau ngga mau harus ikut karena memang personil di kantor ku sekarang jumlahnya ngga terlalu banyak. Berbeda dengan lomba masak yang pernah diadakan di 2019 lalu, ketika aku masi newbie di kota ini, kali ini peserta sama sekali tidak diberitahu jenis masakan dan bahan yang akan dimasak. Ala-ala mastercheff tapi mungkin tingkat rumah tangga. Hehehe..

Pada saat acara, akhirnya bahan-bahan yang dinanti pun dibuka. Waktu memasak diberikan 60 menit mulai dari pengolahan sampai finishing. Bahan-bahan yang disajikan yang utama ayam yang masi di wrapping, tahu, tempe, kentang, wortel, bumbu masak, sedikit rempah kayak jahe, lengkuas, kunyit dalam bentuk bubuk dan micin beserta dayang-dayangnya.

Sebenarnya perbendaharaan jenis masakan ku tidak terlalu banyak. Selain karena hanya masak yang itu itu saja dan ilmu masak dari mamak juga itu itu saja. Kwkwkw…paham gak? Gausah paham, aku juga gak paham

Kembali ke laptop ya, jadi setelah melihat bahannya lebih ke buat sop-sop-an ngga sih?? Tapi aku pikir kalau sop terlalu flat. Kebetulan tingkat kemahiran masak sop versi aku tuh lebih ke sop diet kali ya. Jadi kayaknya nggak pantas untuk disajikan, pantasnya untuk disajikan untuk diri sendiri aja. Alibi…padahal sebenarnya gak bisa masak. Hehehe.. Trus kata mba umi, temen seperjuangan ku dalam memasak saat itu:” pokoknya yang biasa mba ana masak wes.”. Duh, aku biasa masak air sih. Ahhaa..hmm.apa ya. Akhirnya pilihan jatuh ke soto medan. Setelah dilihat-lihat, ternyata ketumbar dan jinten gak ada. Skip..pilihan gak jadi jatuh. Diangkat lagi pilihannya, mikir lagi dan akhirnya buat gule ayam. Padahal benarnya agak riskan soalnya rempah-rempah dedaunan nya kagak ada. Tapi ya daripada kelamaan mikir daripada masak.

Jadi, tulisan aku hari ini mau share tentang resep gule ayam jadi-jadian penuh keterpaksaan ya. Tapi, tetap enak kok. Hahaa..

Bahan dan sekalian cara memasak:

  1. Ayam 1 kg atau terserah deh berapa. Dicuci bersih. Digaramin dikasi jeruk nipis. Tapi kemaren ngga ada jeruk nipis. Hiks..
  2. Diemin bentar ayamnya, tapi jangan sampe ngambek. Trus digoreng setengah mateng ato mau direbus dulu trus airnya dibuang terserah wes
  3. Ulek manja cabe merah, bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit. Tapi berhubung kunyitnya bubuk, yah ditaburin aja nanti
  4. tumis bumbu yang udah diulek pakai sedikit minyak, masukin ayam, masukin air, masukin garam, biarin sampe mendidih blebek blebek. Setelah mendidih masukin santan kara, diaduk terus sampe mendidih lagi. Pastiin jangan pecah santan soalnya gaenak susah nyatuinnya lagi. *lho..
  5. Harusnya setelah itu dimasukin garam, merica, penyedap dll. Paling penting daun jeruk, daun salam, sereh, dll. Tapi berhubung ngga ada, aku kudu piye jal?

.

Gule ayam abal abal tapi endes

Oh iya, karena ada kentang di salah satu bahan jadinya aku masukin kentang juga. Rasanya gimana? Enak sih sebenarnya tapi mungkin karena ayamnya ngga dikasi jeruk nipis jadi aroma ayamnya masih terlalu kental. Trus, dedaunan yang fungsinya sebagai penetral aroma ayam juga ngga ada jadi yah begitulah. Soal rasa, enak kok. Beneran. Percayalah padaku. Eeaa..eeaa..

Trus menang gak? Menang lah, di hatiku. Eeaaa… Enggak…enggak menang. Tapi minimal enak dimakan pake nasi. Hihihihi.. jangan ragu. Beneran enak kok. Enak…hiks

CAMPUR SARI

Seperti biasa, ada backsound yang mendasari aku untuk nulis kali ini. Kalau kemarin diiringi lagu selir hati nya TRIAD, siang ini diiringi lagu SATRU nya denny caknan sama happy asmara. Alamak….

Inget banget dulu pertama kali liburan ke kota Malang, turun dari pesawat di bandara Abdurachman Saleh Malang diiringi hujan rintik-rintik. Eaa… Pas lagi nunggu bagasi di dalam bandara dan penantian bagasi itu diiringi lagu campur sari. Ieuw… apalah pikirku lagunya ya ampun… gak banget. Campur sari? apaan tuh?

Campur sari itu penggabungan jenis musik tradisional Indonesia khususnya lagu jawa dipadupadankan dengan dangdut atau sejenisnya. Kenal didi kempot? Kenal lah masa ngga yakan.

Jadi didi kempot tu yang paling terkenal bawain lagu-lagu campur sari. Jadi intinya campur sari itu kayak lagu-lagu dangdut jawa gitu lah. Dengan lirik patah hati, jatuh cinta dan segala jenis perasaan hati. Trus di setiap pembukaan lagu kebanyakan ada musik “triiiiiinnnggggg…” . Jangan lupa tabuhan gendangnya yang asoy buat bahu goyang kanan kiri. Dan yang paling pasti teriakan : “aaaa…eee….aaa…eeee…..aeeee.aaaaa..eee…aaaaaaeeeee….woooa woooeee…gubrak gubrak dosssss…”

Lirik-liriknya juga kalau dipahami pakai bahasa indonesia menyayat hati. Ihikk..ihikk… Dan, yang pasti setelah lagu cendol dawet nya didi kempot meluncur manis, aku memproklamirkan diriku sebagai salah satu dari bagian #sobatambyar.

Gilah…dari lagu o’tano batak, ke ayam den lapeh skrang ganti selera ke wes tatas gaes. Suami aku cuma geleng-geleng kepala aja tiap jalan-jalan di mobil tak setel lagu cendol dawet, mundur alon-alon, los dol, satru, wes tatas, ato segala jenis lagu campur sari yang lagi in. Hihiihi… Jiwa campur sari ku meronta-ronta setiap dengar lagu-lagu itu. Huahahahah… ngakak.

Gapapa lah ya, minimal jadi ajang belajar bahasa Jawa gaes. KWkwkw… padahal emang doyan.

KATANYA PEMERINTAH BUAT ANAK JADI BODOH??

Covid meningkat lagi gaes. Udah banyak banget yang kena, sehingga komentar netizen di media sosial pun sudah banyak yang percaya. Tinggal beberapa saja yang masih tidak percaya akan keberadaan si virus ini.

Aku sebenarnya juga was-was ya dengan kasus covid yang kian meningkat. Ditambah tetap harus masuk kerja. Di hari pertama bekerja lagi di masa covid yang semakin eksis dan PPKM yang kembali digalakkan, aku mendengar salah satu selentingan komentar dari salah satu cleaning service di kantor. Dia memang terkenal tidak percaya akan covid ini bahkan dengan entengnya bilang ini hanyalah akal-akalan pemerintah untuk mempermainkan ekonomi negara. Siappp… negara mana om? Negara dunia opo piye? Hebat bener pemerintah Indonesia mempermainkan ekonomi negara dunia. Yah terserah ngana deh.

Jadi, salah satu komentarnya di hari pertama itu bahwa pemerintah berhasil membuat bodoh anak-anak di Indonesia karena tidak memperbolehkan sekolah tatap muka dibuka. Mmh…sebagai mahmud abud, agak tergelitik juga sebenarnya.

Menurut aku si mahmud abud yang tiap pagi-sore tetap kerja, nyawa anak-anak aku lebih penting dari apapun. Walaupun sekolah sudah diperbolehkan buka setiap hari, aku tetap berpikir 1000 juta kali untuk memasukkan anak ku kembali ke sekolah. Eh, tapi beberapa bulan kemarin dimana Malang sudah tidak zona merah, aku memberanikan diri nyekolahkan nogu. Tidak tiap hari, hanya 2x seminggu dengan durasi belajar hanya 1 jam saja. Itu juga dengan prokes ketat dari sekolahnya. Tidak membawa makanan, cemilan atau minuman. Masker harus tetap terpasang selama pembelajaran, mulai dari datang sekolah sebelum masuk harus cuci tangan terlebih dahulu, dan jumlah murid yang hanya dibatasi 5 murid/hari. Aku rasa sih masih oke ya walaupun masih ada kekhawatiran.

Nogu sejak maret 2020 sudah tidak sekolah tatap muka lagi. Hanya mengerjakan tugas setiap hari via WA, belajar agama via zoom, trus nogu jadi bodoh gitu? Ya nggak lah bambang. Tetaplah dia pinter, namanya mamaknya yg sok cantik jelita ini ngajarin terus tiap hari. Kan kerja? Iyalah kerja, tapi kan PR nya dikumpul tiap hari. Atau gantian lah sama bapaknya yang ngajarin. Capek? Ya capek. Tapi namanya belajar memang harus dijalani. Bukan hanya dibiarkan aja. Emosi? Buanget…. Apalagi pas dia ditanya pelajaran matematika yang jawabannya ngawur kesana kesini. Tapi kan disitu jadi tau ya apa yang harus semakin dipelajari dari anak. Anak kita lo, anak sendiri gaes. Masa ngajarin setengah hati.

Trus pada bilang, iyalah pake pembokat ngurusin rumah. Akika ngga pake pembokat gaes. Masak? Sebelum kerja wes masak dulu. Masak yg simpel aja gausah pala masak nasi tumpeng kata suami akuh. Jadinya begitu.

So, yang membuat anak kita bodoh itu pilihan di tangan kita ya gaes. Trus kalo disekolahkan tuh anak wajib pinter setinggi langit? Ya nggak lah. Peran kita sebagai orangtua juga jadi penentu kepintaran anak. Jangan karna disekolahkan semua tanggung jawab pindah ke guru. Anak pulang sekolah ya ditanyain ini itu. Kegiatannya apa begini begono.

Agak esmoni ini mamak denger-denger begituan. Anak-anak sekarang kan hobinya main game, main tiktok, dll…yah sebenarnya, aku juga sih. Lho…wkkwkw… Lah iya, sekarang gimana kitanya aja sih bisa bagi waktu. Bisa bagi waktu anak untuk main dan belajar. Maksudnya untuk belajar nya kita tetap tanggung jawab juga gitu.

Nah, sekarang ayo buka tiktok. Karna info yg di ig itu buanyak banget adaptasi dari tiktok. Nah lo, ga sesuai tema.

Btw, kok lancar bingit ini nulisnya. Lebih lancar daripada nulis UPK. kwkwkwk…

Sekian dan terima gaji ya gaes. Eh masi tanggal 8 deng. Bubye..

RATING BINTANG 1

Setelah sekian lama, akhirnya tiba-tiba pengen nulis lagi diiringi backsound lagu Selir Hati nya Triad. Nulis blog doyan, nulis UPK blank gaes. hehehehe..

Jadi, beberapa hari lagi aku bakalan ikut sertifikasi terkait pekerjaan aku sekarang. So, disuruh isi biodata diri dan identitas perusahaan. Salah satu data yang diminta adalah alamat lengkap kantor. Aku search di google dan muncullah nama perusahaan beserta gambar dan tentu saja ulasan google terkait perusahaan ini.

Untuk rating nya dapat 2 gaes. Bukan rating bintang 1. Tapi kenapa judul nya Rating Bintang 1? Karena beberapa komentar dari para netizen mayoritas Bintang 1. Walaupun dari ratusan komentar masih ada juga komentar yang bisa dihitung jari memberikan rating bintang 2 atau bintang 5. Wow sekali kan.

Terkait rating, hak semua orang untuk memberikan penilaian. Apalagi jika tidak puas terkait pelayanan. Apalagi di perusahaan tempat aku bekerja yang harus selalu dituntut sempurna. Padahal kan tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Ada amin saudara-saudara??? hehehe..

Dari kacamata ku sebagai orang dalam alias orang yang bekerja di perusahaan ini, walaupun aku tidak pakai kacamata, padahal sebenarnya mataku udah kabur ga jelas ngliat orang. Soalnya kalau pakai kacamata kelamaan itu jadi ngrasa cipit dan gak kece kalau dilepas. Lah…malah kemana-mana obrolannya. Jadi gini, menurut aku semua teman-teman yang bekerja di tempat ini sudah sangat super duper maksimal melakukan pekerjaan nya dalam melayani masyarakat. Sungguh, nggak ada sedikitpun terbersit di pikiran mereka untuk melama-lamakan pelayanan ke masyarakat, atau sengaja matiin lampu dengan seenaknya, atau untuk orang-orang yang mau pasang baru trus sengaja dilama-lamain masangnya, atau untuk orang-orang yang udah telat bayar trus meterannya dicopot ditahan-tahan balikinnya. Nggak…beneran. Orang-orang bekerja disini pun sama layaknya manusia biasa. Dan, para pekerja ini adalah orang-orang yang sangat takut akan Tuhannya, jadi sangat nggak mungkin mereka sengaja untuk mengecewakan kalian wahai pelanggan tercinta. Trus masalahnya apa??? Kenapa lama? Kenapa lelet? Kenapa lamban?? Kenapa dodol? Seperti ulasan-ulasan itu.

Kalau saja memasang ini itu persetujuan hanya dari 1 pihak, tentunya segala-galanya lancar. Tapi segala sesuatunya kan ada syaratnya wahai juragan. Ada bagian-bagian yang harus diminta persetujuannya dengan begitu banyak antrian pekerjaan yang harus juga dikerjakan dengan waktu kerja 8 jam. Kan pekerja itu juga manusia yang punya keluarga. Pasti muncul kalimat, “Tapi kan mereka dibayar?” Ho’oh mereka dibayar, tapi mereka manusia gaes. Mereka pun sudah terlihat seperti gasing kesana kemari dengan tuntutan yang luar biasa. Mereka juga punya hati, masih mau nglayani, dimarah-marahin tapi tetap berusaha bekerja secepat mungkin.
Tapi kan mereka kerja di pelayanan. Yah iya kerja di pelayanan, makanya mereka berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dan tercepat untuk kalian pelanggan tercinta.
Coba kalau robot, ngana telat bayar dicopot, ngana mohon-mohon mana peduli. Tanpa perasaan, tanpa apapun. Itu kalau robot loh ya.
Nah ini kan judul nya mereka masih manusia. Harus bisa berkoordinasi dengan tim lainnya yang juga manusia dengan beragam tipe sifat dan tipikal. Bahkan, di hari libur pun mereka harus selalu monitor tentang segala kejadian untuk memuaskan kalian. Mereka sudah melakukan semaksimal mungkin.

Tapi, aku juga memposisikan diri dari kacamata pelanggan yang punya prinsip “Aku bayar dan aku harus terima pelayanan yang sangat baik”. Aku nggak pengen ada mati lampu walaupun hujan petir menyambar tanah. Aku mau kalau aku bayar, aku harus diduluankan dari segi apapun. Aku mau kalau aku datang ke kantor mereka, orang-orang harus terima aku dengan senyuman walaupun aku kesal dan marah-marah ke mereka. Aku mau kalau aku telat bayar, trus jangan ditagih saat itu juga. Nanti aja tagihnya. Kalau sudah ditagih, lalu aku mau bayar tagihanku yang telat dan aku butuh listrik saat itu juga, jadi aku pengennya meteranku dipasang saat itu juga.
Kenapa? Karna aku sudah bayar. Intinya aku sudah keluar uang, aku sudah bayar dan kalian harus layani aku.
Ngga ada yang salah juga sebenarnya. Kan sudah bayar ya.

Tapi mungkin intinya saling lebih memahami terkait pekerjaan orang lain dan keinginan kita. Jika terjadi pemadaman terkait pemeliharaan, mungkin bisa cari informasinya di media sosial. Tahun 2021, siapa yang ngga punya media sosial seperti twitter, instagram, dll. Kenapa bisa pemadaman?? Pemadaman terjadi karena banyak hal, bisa gangguan atau pemeliharaan. Kenapa harus dipelihara?? Like you gaes, kamu butuh istirahat, butuh potong rambut, butuh krimbat, butuh minum vitamin, atau apalah biar badanmu lebih fresh, lebih baik, lebih sehat dan lebih fit dalam menjalani aktivitas. Listrik pun sama. Trus, kalau hujan bisa ngga sih gausah pemadaman? Yah ngga bisa neng. Itu diluar kuasa para pekerjanya. Misalnya hujan,angin kencang, petir menyambar dan nyambar trafo, tiang listrik atau apapun yang jadi penyebab mati listrik, yah mau nggak mau kan harus dibenerin. Mereka hujan-hujan berjuang benerin listrik. Ninggalin keluarga. Atau sudah sering dihimbau supaya tidak main layang-layang di dekat jaringan listrik, tapi karna hobi yang tertahankan tetap aja main layangan. Trus layangan nyangkut di jaringan listrik trus berpotensi buat gangguan. Nah…kalau sudah gini kudu piye gan?? Sudah dihimbau lo tapi ngeyel. Trus kudu piye? huhuhu… Memang ini bukan salah satu penyebab utama, tapi bisa jadi penyebab utama kalau yang sudah banyak banget layangan nempel di jaringan. Tentu harus diambilin toh sama petugas, trus butuh dimatiin donk listriknya. ya gak?? Kalo ga ya kesetrum pekerjanya.
Jadi, mungkin bisa mengganti hujatan dengan doa supaya pekerjaan mereka lancar dan listrik bisa dinikmati lagi secepat mungkin. Tapi kalau mau hujat ya gapapa, gada peraturan yang melarang juga, membantu mereka transfer pahala. Heheheh…
Beneran lo, gak ada kok yang mau mati listrik. AKu juga kalau mati listrik itu bete dan mati gaya banget. Tapi ya gimana? Emang iya sengaja matiin. Biar viral gitu. Ya nggak lah.

Trus banyak yang kasi rating bintang 1, yah gapapa sih. Namanya pengalaman masyarakat dalam pelayanan. Ngga ada yang bisa mempengaruhi orang untuk memberikan penilaian terkait pelayanan. Hanya, semoga orang-orang bekerja di dalamnya selalu diberikan kesehatan, kesabaran dan rezeki yang luar biasa untuk tetap bisa bertahan meningkatkan dan memberikan pelayanan super duper baik untuk kalian wahai netizen tersayang ummachh–ummaachh..

TIDAK PERCAYA COVID-19? BENERAN?

Februari 2021 kemarin aku pindah ke kantor baru. Dengan pekerjaan, sebutan , dan dikelilingi orang-orang baru. Ada beberapa sih yang sudah dikenal, tapi tetap saja aku menyebut diri sendiri sebagai Newbie. Kali ini aku tidak membahas tentang pesan dan kesan ku sebagai newbie di tempat baru, karna ini bukan diary anak SMP gaes. Dan, kalau aku jabarkan panjang lebar kan hitungannya jadi “curhat” gak sih?? Netizen says: “Ya ampun….memangnya ada apa??? Sehingga nya nggak mau share. Tuh kan…tuh kan…pasti gini gitu..”. Skip..

Jadi, mau bahas apa sih?? Aku mau bahas soal vaksin. Vaksin covid yang sekarang beritanya sejajar dengan berita gosip artis papan cucian. Jadi, tempat aku bekerja itu bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk melakukan vaksin bagi pegawainya. Baik pegawai asli maupun palsu. Lah apasih. Maksudnya, bagi pegawai dan tenaga alih daya. Salah satu tenaga alih daya itu adalah pekerja cleaning service. Dan, salah satu dari CS (Cleaning Service) tersebut tidak mau untuk divaksinasi covid-19 dengan alasan dia nggak yakin dengan adanya covid apalagi vaksinnya. Gitu kata dia via japri ke aku.

Ngiming-ngiming tentang covid-19, aku yakin pake super duper banget kalau si CS ini hanya lah seper-per-per bagian dari begitu banyak nya jumlah orang yang tidak yakin akan adanya covid-19. Kenapa?? Kalau banyak yang yakin dengan adanya covid, nggak mungkin masih saja ada orang berkerumun manja di luaran sana. Termasuk aku. Omaigat… berat sekali mengetik ini. Jelas, aku saja yang sudah pernah terpapar covid sampai hampir 2 bulan, sekarang terkadang masih suka lengah akan prokes. Masih suka lepas masker, jajan di luar, berkumpul dengan teman, dll..dll. Sedikit besar kepala karena informasi antibodi kurang lebih 3 bulan bagi penyintas, jadi kayak-kayak sok hebat gitu. Aku lo…aku maksudnya.

Aku saja sebagai penyintas terkadang beralibi seperti itu, apalagi orang-orang yang dari awal tidak yakin. Entah sudah atau belum terpapar virus, atau mungkin sudah pernah terpapar tapi tidak ambil pusing karena tentu saja kondisi setiap orang berbeda. Tapi, waktu si CS itu japri aku dengan alasan kejanggalan-kejanggalan seperti aturan yang berubah-ubah dan sesuai kebutuhan ekonomi, ingin rasa berdebat tapi hati kecil berkata itu percuma. Sak karepmu…

Aku gak pernah tau tentang peraturan yang berubah ataupun tentang kebutuhan ekonomi. Ntahlah, rasanya waktuku belum sebanyak itu untuk memikirkan alasan-alasan yang dibilang si cs. Karna waktuku sudah habis tersita untuk bekerja, main hp, dengar yutub, main dengan anak, masak untuk suami dan anak-anak, atau sekedar main mobile legend. Mungkin aku yang apatis dan dia yang terlalu aktif memikirkan negeri ini. Tapi sebagai penyintas, sebagai orang yang indra penciumannya hilang selama 1 minggu, mendadak sesak kalau mau tidur, harus isolasi mandiri 1 bulan, dan melihat seluruh orang rumah demam karna tertular dari aku trus dengar ucapan si pak CS dengan alasan kejanggalan-kejanggalannya itu kayak yang pengen nyumpahin gitu lo. Tapi dosa yakan….

Jadi intinya, dia enggak mau di vaksin. Dan, dia japri aku dengan alasannya itu. Aku pun bingung harus berdebat atau bagaimana. Karna meyakinkan orang yang tidak pernah mengalami itu rasanya kayak membuat inovasi manusia bisa terbang dengan menggunakan kedua tangannya. 99% gak mungkin. Di satu sisi aku geram, tapi sisi lain aku mikir juga “bersedia atau tidak bersedia untuk divaksin itu adalah hak azasi manusia”. Aku juga cari dukungan dari grup gosip geje aku yang di Medan dan mereka berpendapat yang sama. Kita nggak bisa memaksakan orang lain untuk percaya atau mau divaksin, tugas utama kita hanya mengingatkan mereka dan semoga aja mereka mau peduli. Kalau nggak mau peduli ya, berarti kita yang normal yang harus peduli dengan diri kita sendiri.

Aku sudah di vaksin? Belum. Karna belum genap 3 bulan. Sok bilangin orang padahal diri sendiri pun belum yakan. Heheheh… -Sekian-